Tumor otak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tumor otak
Foto MRI menunjukan tumor otak.
Informasi umum
Nama lainNeoplasma intrakranial
SpesialisasiBedah saraf, Neuro-onkologi
TipeGanas, jinak
PenyebabBiasanya tidak diketahui
Faktor risikoNeurofibromatosis, paparan vinil klorida, virus Epstein-Barr, radiasi pengion
Aspek klinis
Gejala dan tandaBervariasi tergantung bagian otak yang terlibat, sakit kepala, sawan, masalah penglihatan, muntah, perubahan mental
DiagnosisTomografi terkomputasi, Pencitraan resonansi magnetik, biopsi
PerawatanPembedahan, radioterapi, kemoterapi
PengobatanAntikejang, Deksametason, Furosemid
PrognosisTingkat kelangsungan hidup lima tahun rata-rata 33% (Amerika)
Distribusi dan frekuensi
Prevalensi1,2 juta kanker sistem saraf (2015)[2]
Kematian228.800 (seluruh dunia, 2015)[1]

Tumor otak merupakan salah satu penyakit yang menyerang otak. Dikarenakan otak merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting, organ lainnya dapat terganggu, sehingga kematian dapat terjadi. Tumor otak bisa menyerang siapa saja, bahkan anak-anak dan remaja, tetapi pada umumnya tumor menyerang orang usia produktif atau dewasa.

Tumor otak tidak selalu mengakibatkan kematian. Namun pada kasus tumor otak jinak, saat mereka tumbuh, mereka dapat menghancurkan dan menekan jaringan otak yang normal lainnya, yang dapat berakibat pada kelumpuhan ataupun patal. Karena itu, dokter lebih suka menggunakan istilah "tumor otak" daripada "kanker otak." Saat ini ilmu kedokteran telah berkembang pesat, teknik diagnostik dan pengobatan telah memberikan harapan hidup bagi para pasien tumor otak dan menurunkan resiko kematian.

Yang menjadi concern utama pada pasien kanker otak maupun tumor otak ini adalah seberapa cepat mereka menyebar melalui bagian otak/ saraf tulang belakang lainnya dan apakah mereka bisa diangkat dan tidak kambuh lagi.

Beberapa faktor yang memengaruhi Prognosa (harapan hidup) penderita tumor otak antara lain; kemampuan deteksi dini; kemampuan mengetahui dengan tepat lokasi tumor di otak; keunggulan teknologi diagnostik dan terapi (operasi) seperti CT-Scan, MRI (Magnetic Resonance Image), mikroskop.

Menurut penelitian terakhir, terapi radiosurgery pasca operasi tumor otak merupakan pilihan terbaik. Metastatik tumor otak, merupakan tumor yang berasal di organ lain dari tubuh dan menyebar ke otak. Menurut ilmuwan, jenis tumor otak merupakan yang paling umum terjadi pada orang dewasa sebanyak 300,000 orang setiap tahun.

Selama terapi radiasi seluruh otak, tentunya sinar radiasi menutupi seluruh otak. Terapi seperti ini diduga mengendalikan penyebaran tumor dengan mengidentifikasi kedua sel kanker yang tersembunyi. Tetapi radiasi seluruh otak ternyata berkaitan dengan penurunan fungsi kognitif yang negatif, sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tingkat kelangsungan hidup rata-rata untuk pasien yang menjalani terapi radiosurgery pasca operasi tumor otak adalah 440 hari. Sementara pasien terapi radiasi seluruh otak berkisar 202 hari, kelangsungan hidupnya lebih pendek.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Wang H, Naghavi M, Allen C, Barber RM, Bhutta ZA, Carter A, et al. (GBD 2015 Mortality and Causes of Death Collaborators) (Oktober 2016). "Global, regional, and national life expectancy, all-cause mortality, and cause-specific mortality for 249 causes of death, 1980-2015: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2015". Lancet. 388 (10053): 1459–1544. doi:10.1016/S0140-6736(16)31012-1. PMC 5388903alt=Dapat diakses gratis. PMID 27733281. 
  2. ^ Vos T, Allen C, Arora M, Barber RM, Bhutta ZA, Brown A, et al. (GBD 2015 Disease and Injury Incidence and Prevalence Collaborators) (October 2016). "Global, regional, and national incidence, prevalence, and years lived with disability for 310 diseases and injuries, 1990-2015: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2015". Lancet. 388 (10053): 1545–1602. doi:10.1016/S0140-6736(16)31678-6. PMC 5055577alt=Dapat diakses gratis. PMID 27733282. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]