Planner

Ingin membuat suatu kegiatan mandiri? Sebelum melakukan hal tersebut, alngkah baiknya membuat rancangan sehingga pembuatan kegiatan tersebut dapat matang dan terarah. Dalam mata kuliah Kewirausahaan, mahasiswa dituntut untuk memberikan ide kreatif mereka untuk melakukan suatu kegiatan mandiri yang terarah dengan melakukan rancangan terlebih dahulu. apa saja yang harus dibahas dalam rancangan tersebut? berikut contohnya :)

Este artículo se sustenta en una investigación cuyo tema gira en torno a la figura del Planner o Planificador Estratégico (1) como un profesional esencial en el ámbito del anunciante, la agencia de publicidad y la empresa de medios. La figura del Planner o Planificador Estra- tégico constituye un adelanto en la estructura de todas las empresas de publicidad, dado
que su actuación no sólo es determinante en la gene- ración de los contenidos publicitarios, además es un representante del consumidor en la agencia que inter- viene en el desarrollo estratégico y en el proceso cre- ativo, capacidades esenciales en un mercado cada día más complejo, donde el consumidor es el centro en torno al cual gira la comunicación persuasiva.
Esta figura, en el buen desarrollo de sus funciones, garantiza una publicidad eficaz, al determinar un trabajo orientado a la creatividad y una estudiada estrategia, razón que fundamenta la investigación aplicada de la que surge el presente artículo.
El Planner se convierte, pues, en el objeto de estudio de la investigación que aquí se detalla, cuya preten- sión es dilucidar y determinar con exactitud algunas de las actividades, competencias y relaciones que corresponden a este profesional en el entorno de la empresa publicitaria, con el fin de ayudar a mejorar la Planificación Estratégica en las estructuras publicitarias españolas, implantando esta figura (aquí todavía
emergente), como se ha venido haciendo, desde hace décadas, en otros países.
La investigación parte de la consideración del Planner como un sujeto que participa de manera relevante en la elaboración de la Planificación Estratégica de la Comunicación persuasiva, con el fin de profundizar en un conocimiento más científico que intuitivo sobre el papel de esta figura en la Agencia de Publicidad, los Medios y los Anunciantes, y con la finalidad de perfilar el modo de optimizar la figura del Planner en el funcionamiento de las estructuras publicitarias.

PENYUSUNAN REVISI RTRW KOTA CIMAHI TAHUN 2017 (PT. DELTRA WIJAYA KONSULTAN) Kerja Praktek merupakan suatu tahapan dalam perkuliahan yang mana merupakan salah suatu fasilitas untuk mahasiswa dalam mempersiapkan diri kedalam dunia kerja. Kerja Praktek juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa khususnya penulis untuk memperoleh pengalaman praktik di lapangan dengan implementasi ilmu perencanaan yang didapat selama kegiatan perkuliahan. Sehingga untuk memenuhi tahapan tersebut, penulis harus terikat oleh sebuah proyek perencanaan baik di instansi (dinas) maupun di suatu perusahaan jasa perencanaan (konsultan). Sehubungan dengan hal tersebut, penulis terlibat dalam proyek/pekerjaan perencanaan yang ditangani oleh PT. Deltra Wijaya Konsultan. Untuk dapat terlibat dalam proyek perencanaan tersebut tentunya tidak diperoleh secara instan, melainkan terdapat suatu proses yang harus dilalui diantaranya yaitu dengan mencari daftar – daftar perusahaan penyedia jasa perencanaan di Indonesia pada tahap pertama, kemudian penulis memutuskan untuk memilih PT. Deltra Wijaya Konsultan yang terletak di Kota Bandung sebagai tempat untuk melaksanakan kerja praktik atau dalam bahasa perencanaan sering disebut dengan IKP atau Instansi Kerja Praktek. Pada tahap kedua penulis mengajukan permohonan kerja praktek kepada IKP yang kemudian diproses oleh IKP untuk dipertimbangkan apakah penulis akan diterima dalam IKP atau tidak. Hingga pada tahap akhir pihak IKP memberikan surat pernyataan penerimaan penulis sebagai salah satu asisten tenaga ahli dalam proyek atau pekerjaan penyusunan revisi dokumen RTRW Kota Cimahi. Dalam keterlibatan penulis menyelesaikan proyek atau pekerjaan penyusunan revisi dokumen RTRW Kota Cimahi, penulis memiliki keterlibatan dari tahap awal yaitu penyusunan USTEK, Penyusunan Laporan Pendahuluan hingga Penyusunan Laporan Antara RTRW Kota Cimahi. Pada tahap penyusunan USTEK, penulis berperan dalam menyelesaikan beberapa bab diantaranya yaitu tanggapan terhadap KAK dan eksplorasi tahapan – tahapan penyusunan dokumen RTRW Kota Cimahi yang akan dilakukan. Pada dasarnya USTEK (Usulan Teknis) merupakan dokumen lelang yang berisi mengenai tanggapan terhadap KAK, usulan inovasi – inovasi perencanaan yang ditawarkan oleh IKP, usulan rencana kegiatan, hingga usulan mengenai rancangan anggaran biaya yang akan dibutuhkan.

This thesis aims to contribute to the marine spatial planning (MSP) literature by elaborating a robust theoretical account of power for a more rigorous and balanced critical analysis of MSP. Conceived as a problem-solving regime, MSP has emerged as a radical approach to govern the use and protection of marine resources. However, critics are questioning the radicalness of MSP, particularly its ability to address issues around knowledge, stakeholder and land-sea integration, as well as power asymmetry, distributive justice and equity. Nonetheless, critics largely conceive power in MSP as restricting agency. Even so, insidious mechanisms of power remain under-examined, as are the productive power and potential of planning. This thesis brings concepts from discourse and power theories together (drawing on Foucault, Laclau and Mouffe, and Haugaard) to conceptualize various mechanisms
of power in MSP. The framework is then brought into dialogue with planning issues in Estonia and Poland. Empirical data are drawn from semi-structured interviews, legal judgments, planning and policy documents, as well as position papers and media statements, which are produced by planners, officials, developers, fishers and coastal residents. The following findings and conclusions are reached. First, MSP’ing (verb form) restricts agency because (a) in planning encounters, powerful actors misuse opportunities for concerted action to reach sectoral rather than collective goals; (b) in setting the agenda, various biases are mobilized in favor of vested interests; and (c) the fantasmatic power of planning conjoin with the planner’s cognitive limitation to naturalize and sustain subjugation. Second, MSP is a laudable system. It provides stakeholders with the dispositional power to get things done in concert, which entails a normatively felicitous move from the risks of
open commons-type conflicts and chaos to structuring and predictability. Third, when planning is rigidly done within the confines of legality and programmatic norms, “free” subjects of planning may be transformed into immovable subjects of resistance, who may develop contestatory strategies that have transformatory potentials. Fourth, to both facilitate equitable planning processes and outcomes, and ensure efficiency and stability, not only must the planner be reflective of the norms and ideologies that shape her actions and/or inactions, but the state as the ultimate governing authority in MSP must also take measures to minimize asymmetries in the distribution of social resources. The thesis makes a call for scholars to contribute towards planning praxis through analyzing who the weakest actors are in each MSP setting, what their context-specific needs are, and what empowerment may entail for them.

Kota Kreatif adalah kota yang menciptakan lingkungan yang mendukung orang untuk memikirkan, merencanakan, dan bertindak dengan imajinasi dalam memanfaatkan kesempatan dan masalah kota. Mengubah kesempatan menjadi pemecahan.
The Planners Journal merupakan jurnal riset tahunan HMP PL ITB yang diterbitkan dengan tujuan untuk memberikan wawasan mengenai ilmu keplanologian serta berbagai konsep dan implementasi perencanan di Indonesia kepada masyarakat luas.