www.fgks.org   »   [go: up one dir, main page]

Budayawan Bali Cok Sawitri Berpulang, Ini 3 Karya Fenomenalnya

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Budayawan sekaligus sastrawan Cokorda Sawitri atau Cok Sawitri. (Foto: Istimewa/Facebook Cok Sawitri)
Foto: Budayawan sekaligus sastrawan Cokorda Sawitri atau Cok Sawitri. (Foto: Istimewa/Facebook Cok Sawitri)
Jakarta - Dunia sastra dan seni teater Tanah Air berduka dengan kepergian budayawan Bali Cok Sawitri. Sastrawan yang melegenda itu mengembuskan napas terakhirnya di usia 56 tahun.

Dikuti dari detikBali, sepupu Cok Sawitri, Tjokorda Sutedja Pemayun, mengaku kaget saat mendengar kabar duka tersebut pada Kamis (4/4/2024) pagi. Menurutnya, belum genap dua pekan Cok Sawitri pulang ke kediaman keluarga besarnya di Puri Sidemen, Karangasem.

Menurut Pemayun, Cok Sawitri memang sempat mengeluh sakit liver. Selain itu, perempuan kelahiran 1968 itu juga menderita bronkitis lantaran cukup kuat merokok semasa hidup. Hanya saja, Pemayun melanjutkan, Cok Sawitri bisa menutupi penyakit tersebut dengan sikapnya yang selalu ceria di depan keluarga.

Berikut 3 karya fenomenal Cok Sawitri, seperti dirangkum redaksi detikpop:

1. Sitayana

Pada 24 Juni 2019, penerbit Gramedia Pustaka Utama nerbitin novel Sitayana. Novelnya ceritain soal sosok Sita, seorang perempuan yang gak pernah ngalah dan mendengarkan pertimbangan apapun.

Dunia akan mencatat, ia tak mau lagi dijadikan bahan persoalan, kini ia berbalik menyoal seluruh sebab-sebabnya dilahirkan. Kali ini cerita tentang Sita, bukan Rama. Sitayana.

2. Janda dari Jirah

Pada 2017, Cok Sawitri juga merilis novel Janda dari Jirah. Yang lebih hebatnya lagi, karyanya kolaborasi bareng Dean Moss dari New York dalam acara Dance Theatre.

Novel yang dirilis GPU berlatar peristiwa sejarah terlarang yang diceritain di masa kejayaan Kediri. Para penyair dan empu dilarang menuliskan kisah ini karena setiap catatan tentangnya akan mencoreng kekuasaan Rake Halu Dharmmawangsa Airlangga. Semua berpusat pada seorang perempuan yang dikenal dengan sebutan Ibu Ratna Manggali atau Rangda ing Jirah (Janda dari Jirah), pemimpin Kabikuan Jirah.

Sekarang, Cok Sawitri menuliskan kembali kisah Ratna Manggali dalam novel Janda dari Jirah. Plusnya dengan bahasa yang mengkristal di setiap paragrafnya. Novel ini memikat pembaca untuk terus menelusuri kilas balik sebuah cerita terlarang.

3. Sutasoma

Novel Sutasoma yang terbit Juni 2009 meraih lima besat Khatulistiwa Award dan penerima Dharmawangsa Award 2010.

Novel ini diawali dengan kisah latar belakang Jayantaka, Raja Kerajaan Ratnakanda yang menyaksikan konflik dan carut-marut keluarga kerajaan saat ayahnya masih menjadi raja. Berbagai ambisi terbuka akan kekuasaan dan jabatan, juga persaingan terselubung, politik istana yang saling tarik-menarik menyebabkan Ratnakanda perlahan berada di ambang kehilangan kedaulatan.

Simak Video "Cerita Zaskia Mecca Jadi Penerjemah Buku Anak Tentang Palestina"
[Gambas:Video 20detik]
(tia/tia)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya

BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini