Mechonversio: Mechanical Engineering Journal
Volume 2, Nomor 2, Desember 2019, 39-48
ISSN 2579-5422 online
ISSN 2580-4146 print
RANCANG BANGUN SISTEM INSTALASI OVERHEAD CRANE
KAPASITAS 5 TON BEBRBASIS CUPID
RADIO REMOTE CONTROL
Mamik Fatkul Hanafi
Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Maarif Hasyim Latif, Sidoarjo
e-mail : mafi.nh84@gmail.com
ABSTRAK
Overhead crane ( Ohc ) adalah alat yang digunakan untuk memindahkan benda atau material dari satu
tempat ke tempat lain dengan mekanisme gerakan angkat turun, menyamping dan memanjang, yang
umumnya banyak dipakai di dunia industri khususnya pabrik baja kontruksi. Tujuan dari penulisan artikel
ini untuk merancang konsep mekanisme pengangkatan Ohc yang meliputi tali baja, sistem puli majemuk
dengan empat suspensi, drum penggulung, motor pengangkat (hoist), pengaman beban dan sistem instalasi
menggunakan cupid radio remote control. Untuk persyaratan keamanan peracangan Ohc, antara beban
maksimal yang di digunakan dengan material yang dipakai untuk sistem instalasi harus sesuai, dengan
memperhitungkan diameter dan kekuatan tali baja, sebagai acuan untuk merancang mekanisme
pengangkatan, sehingga diketahui daya, kapasitas beban untuk selanjutnya dipakai memilih motor,
pengaman, dan material yang digunakan pada sistem instalasi. Dari hasil rancangan sistem instalasi,
selanjutnya pengujian menggunakan sistem cupid radio remote kontrol sehingga diketahui jarak aman
pengoperasian Ohc.
Kata kunci : Drum penggulung, Hoist, Overhead crane (Ohc), puli, radio remote control, tali baja,
PENDAHULUAN
untuk mengirim sinyal informasi data yaitu berupa
tombol atas bawah, samping, dan maju mundur. Receiver
berfungsi untuk menerima informasi data yang
selanjutnya diproses dan diteruskan ke panel kontrol
untuk menjalankan hoist crane, cross travel, dan long
travel. Disamping merancang sistem kontrol, penulis juga
merancang komponen – komponen utama dalam hal ini
sistem mekanik motor penggerak, sistem transmisi, dan
sistem puli, untuk merencanakan daya motor yang
digunakan untuk kapasitas beban 5 ton, dengan cara
perhitungan sesuai standart keamanan Ohc. Dalam
merancang dan merencanakan instalasi Ohc terlebih
dahulu menentukan besarnya daya motor untuk
menentukan pengaman yang digunakan utuk beban
kapasitas 5 ton. Untuk instalasi Ohc harus dibuat sebaik
mungkin, karena berada di ketinggian dan peralatannya
selalu bergerak, yang rentang mengalami kerusakan.
1.1 Latar Belakang
Secara umum perusahaan yang bergerak di
bidang industri baja memiliki mesin dan alat angkat
sebagai suporting produksi. Untuk alat angkat disini
bernacam-macam mulai dari yang manual sampai yang
modern. Crane merupakan mesin pengangkat yang
banyak digunakan di perusahaan, pelabuhan, work shop,
pergudangan, dan industri baja. Crane adalah alat bantu
mekanis yang digunakan manusia untuk memindahkan
benda dari satu tempat ke tempat yang lain yang
bergerak secara naik turun, berjalan menyamping kiri
kanan, dan berjalan memanjang maju mundur. Pada
aktifitas produksi khususnya pabrik kontruksi baja berat
yang dipakai untuk fabrikasi dan asembly, pengendalian
crane dinilai kurang efektif dan kurang safety karena
masih menggunakan tombol pendant sebagai
pengontrolnya. Yang mana pada pengontrol ini operator
selalu mengikuti arah gerak crane, yang apabila dipakai
loading material besar-besar menyebabkan potensi
kecelakaan kerja tinggi. Sesuai perkembangan dan
penggunaannya maka digunakanlah sistem remote
kontrol untuk pengendalinya. Menyadari pentingnya alat
angkat seperti Overhead Crane (Ohc) maka penulis
tertarik untuk menulis rancang bangun sistem kontrol
Ohc menggunakan Cupid Radio Remote Kontrol. Sistem
pengoperasian remote kontrol ini memiliki dua
komponen utama yaitu transmitter dan receifer.
Transmiter merupakan komponen yang digunakan
1.2 Rumusan Masalah
Berasarkan latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang komponen – komponen utama
pada mekanisme penggerak overhead crane yang
digunakan untuk kapasitas beban 5 ton.
2. Bagaimana cara merancang instalasi ohc kapasitas 5
ton yang mudah dalam pengoperasiannya pada pabrik
kontruksi baja.
3. Bagaimana pengaruh cupid radio remote kontrol pada
sistem kerja ohc dan operator pengguna.
39
MF Hanafi / Mechonversio, Vol. 2, No.2, Desember 2019, 39-48
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini
adalah :
1. Dapat merancang mekanisme gerak pengangkatan
dengan perhitungan komponen – komponen utama Ohc
kapasitas beban 5 ton.
2. Dapat merancang wiring diagram sistem instalasi Ohc
menggunakan kendali cupid radio remote kontrol yang
handal dan aman.
3. Dapat mengetahui sejauh mana cupid radio remote
kontrol dapat dioperasikan sehingga operator bebas
dalam mengoperasikanya.
METODE PENELITIAN
1. Studi lapangan
2. Studi literatur
3. Pengambilan data
4. Perhitungan perancangan hoist untuk
mekanisme pengangkatan yang meliputi
komponen – komponen utama
a. Tali baja
b. Puli
c. Drum penggulung
d. Motor
5. Pemilihan material dan pengaman beban
6. Perancangan dan gambar wiring diagram
7. Penginstalan
8. Pengujian
a. Pengujian teknis
b. Pengujian jarak kekuatan sinyal
9. Penyusunan laporan
Gambar 1 Mekanisme hoist pengangkat
Komponen – komponen utama mekanisme
pengangkatan hoist.
1. Motor hoist
2. Drum penggulung
3. Puli tetap
4. Puli bebas
5. Tali baja
6. Panel
7. Roda cross travel
8. Beban
2. Perancangan Tali Baja
Dalam perancangan ini kapasitas maksimum
berat muatan yang diangkat adalah Q = 5 ton = 5000 kg.
Tinggi angkat H = 10 meter, Berat bottom blok G0 = 32
kg.
PERANCANGAN OVERHEAD CRANE KAPASITAS
5 TON
1. Spesifikasi Overhead Crane (Ohc)
Perhitungan Perancangan Komponenen –
komponen utama Overhead Crane yang dirancang
mampu melayani untuk kegiatan operasional dan
pemindahan material dalam satu line gedung dengan
jangkauan pada setiap titik dalam ruangan. Dari hasil
studi lapangan lapangan maka diperoleh data – data
sebagai berikut :
a. Tinggi girder
: 10 meter
b. Kapasitas beban
: 5 ton
c. Waktu pengangkatan
: 1,43 menit
Kecepatan angkat hoist
: 7 m/ menit
d. Waktu jalan melintang : 1,31 menit sejauh 19 mete
Kecepatan melintang
: 14,5 m/menite. Waktu
jalan memanjang
: 0,48 menit sejauh 18 meter
f. Kecpatan memanjang
: 37.5 m/menit
Jenis girder yang dipakai EKKE dengan panjang
bentangan girder 20 meter.
Gambar 2 sistem puli 4 suspensi
Sistem pengangkat yang direncanakan menggunakan
puli majemuk pada gambar 2.10a yang mana pada
gambar tersebut terdiri dari 2 buah puli yang menyangga
dalam hal ini puli bebas dan satu puli tetap. Jumlah tali
(suspensi) yang menahan beban (n) = 4. Kekuatan putus
tali baja σb = 130 sampai 200 kg/mm2.
Gaya tarik ( S ) akibat beban pada tali baja adalah
Q + G0
S=
n. ηp
dengan
Efidiensi puli ηp = 0,927 diambil 0,93 ( Gambar 2.8)
40
MF Hanafi / Mechonversio, Vol. 2, No.2, Desember 2019, 39-48
Dipilih diameter tali baja (seling) 15 mm
maka
5000 kg + 32kg
4 . 0,93
S = 1352 kg
Kekuatan putus tali sebenarnya yang diacu pada
penampang
total
tali
sebagai
berikut
S=
𝑆. 𝜎𝑏
𝜎𝑏
𝑑
𝐾 − 𝐷𝑚𝑖𝑛 36000
1352 𝑘𝑔. 16000 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑃=
16000 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
1
− 23 𝑥36000
5,5
2163200 𝑘𝑔
𝑃=
2909 − 1565,2
2163200 𝑘𝑔
𝑃=
1343,8
21632000 𝑘𝑔
𝑃=
1343,8
𝑃 = 16097,6 𝑘𝑔
𝑃=
Luas penamampang tali
𝐷𝑚𝑖𝑛
Jumlah lengkungan pada tali dn rasio 𝑑 = 23 jumlah
lengkungan 3 ( tabel 2.2)
Penampang tali baja dengan mengambil desain tipe 222.
Maka luas penampang tali baja
(Literatur 1 hal 39)
𝑆
𝐹(222) =
𝜎𝑏
𝑑
𝐾 − 𝐷𝑚𝑖𝑛 36000
Kekuatan tali baja diambil diambil dari tabel 2.5
σb = 160 kg/mm2
= 16000 kg/cm2
Faktor keamanan yang dipilih sesuai tipe alat
pengangkat dengan troli, jenis mekanisme dan kondisi
operasinya K = 5,5
( tabel 2.4)
Faktor keamanan yang dipilih sesuai tipe alat
pengangkat dengan troli, jenis mekanisme dan kondisi
operasinya K = 5,5
( tabel 2.4)
𝐹 (222)
1352 𝑘𝑔
=
16000 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
1
− 23 𝑥36000
5,5
1352
𝐹(222) =
2903 𝑐𝑚2 − 1565
1352
𝐹(222) =
1338 𝑐𝑚2
𝐹 (222) = 1,01 𝑐𝑚2
𝐹(222) = 101 𝑚𝑚2
Tarikan maksimum yang di ijinkan pada seling
𝑃
S mak =
𝐾
16097,6 𝑘𝑔
S mak =
5,5
S mak = 2926 kg
Pada perhitungan perancangan tali baja di atas
tarikan maksimum yang di ijinkan (Smak = 2926 kg)
lebih besar dari gaya tarik akibat beban (S = 1352 kg)
maka dinyatakan aman, dalam hal ini pemilihan tali
sudah benar.
3. Perancangan Puli
Puli disebut juga kerek atau katrol yaitu cakra
yang dilengkapi tali (rope). Cakra merupakan suatu
keping bundar yang terbuat dari logam atau non ogam
disebut juga disc, Pinggiran cakra tersebut diberi alur
yang berfungsi untuk laluan tali guna mentransmisikan
gaya dan gerak. Puli ada dua macam, puli tetap dan puli
bebas.
Diameter kawat baja
𝜋
𝐹(222) = 4 . 𝛿 2 . 222
𝜋
101 𝑚𝑚2 = 4 . 𝛿 2 . 222
𝜋. 𝛿 2 . 222 = 4 . 101 𝑚𝑚2
4 . 101 𝑚𝑚2
𝛿2 =
𝜋 .222
404 𝑚𝑚2
2
𝛿 =
3,14 .222
404 𝑚𝑚2
2
𝛿 =
697,08
𝛿 2 = 0,58 𝑚𝑚2
𝛿 = √0,58 𝑚𝑚2
𝛿 = 0,76 𝑚𝑚
Dipilih diameter kawat 0,7 mm
Gambar 3 Roda puli untuk seling
Diameter tali baja
𝑑 = 1,5 . 𝛿 . √i
Dengan i = jumlah kawat dalam tali
Maka
𝑑 = 1,5 . 0,7 mm. √222
𝑑 = 1,05 mm. 14,8
𝑑 = 15,54 mm
41
MF Hanafi / Mechonversio, Vol. 2, No.2, Desember 2019, 39-48
Selanjutnya
𝑠2
𝑡2
1𝑚
V2 =
8,96 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
V2 = 0,11 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 =0,1 detik
Pada tabel 4.5 Deketahui v = 0,1m/detik dan p =
75kg/cm2
V2 =
Gambar 4 Roda puli seling
Untuk menentukan dimensi pulley harus
disesuaikan dengan diameter tali baja. Tali baja dengan
diameter 15 mm maka dimensi yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.4 Harga puli dalam mm
Dari tabel diketahui
a = 40 mm
b = 30 mm
c = 7 mm
e = 1mm
h =25mm
l = 10mm
𝑠1 𝑠2
=
𝑡1 𝑡2
𝑡1. 𝑠2
t2 =
𝑠1
89,6 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘. 1𝑚
t2 =
10 𝑚
t2 = 8,96 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Maka diameter poros dari puli adalah
𝑄
d=
𝑝. 𝑙
5030 𝑘𝑔
d=
𝑘𝑔
75
. 1,8 𝑑
𝑐𝑚2
5030
𝑑2 =
75 𝑐𝑚2 . 1,8
5030
𝑑2 =
75 𝑐𝑚2 . 1,8
2
𝑑 = √37,26𝑐𝑚2
𝑑 = 6,1 𝑐𝑚
r = 8,5 mm
r1 = 4 mm
r2 = 3mm
r3 =12 mm
r4 = 8 mm
Diameter puli dihitung dengan rumus
D = 𝑒1 . 𝑒2 . 𝑑
Dengan
𝑑 = diameter seling = 15 mm
𝑒1 = faktor yang tergantung pada alat dan
kondisi operasinya = 25 (Literatur 1 tabel 2.4)
𝑒2 = faktor yang tergantung pada kontruksi tali =
0,9 (Literatur 1 tabel 2.5)
Tabel 4.5 Harga kecepatan keiling permukaan lubang
dan tekanan pada puli
Maka
Diameter poros pulley dihitung dengan rumus :
𝑄
d=
𝑙. 𝑝
p = Tekanan pada pulley kg / cm2
l = Panjang pulley ( 1,5 d dan 1,8 d ) = 1,8d (diambil)
Q = Beban = 5030 kg
Dari rumus di atas harga p belum diketahui, maka
terlebih dahulu menentukan kecepatan keliling dengan
persamaan
C = 2V
Dengan V = kecepatan angkat m/det
Diketahui pada studi lapangan V = 7 m/menit, dengan
waktu 1,43 menit, tinggi pengakatan 10 meter maka
diperoleh variabel
V1 = 7 m/menit
t1 = 1,41 menit = 89,6 detik
S1 = 10 m
s2 = 1m
Untuk menghitung kecepatan angkat permeter
(V2) terlebih dahulu mencari waktu angkat permeter
dengan perbandingan rumus :
D = 𝑒1 . 𝑒2 . 𝑑
D = 25 . 0,9 . 15 𝑚𝑚
D = 337,5 𝑚𝑚
4. Perancangan Drum
Pada Ohc Fungsi drum untuk menggulung tali
baja, yang terbuat dari besi cor atau besi tuang. Dengan
efisiensi gesekan pada bantalan η = 0,95. Untuk drum
penggerak daya selalu dilengkapi dengan alur heliks ke
kiri atau ke kanan sehingga tali akan tergulung secara
seragam. Jari- jari alur heliks ini harus sesuai dengan
diameter tali baja. Diaeter drum dipilih dengan
perbandingan diameter tali dan lengkungan yang sama
D ≥ 23d.
Jumlah lilitan drum
H. i
+2
z=
𝜋𝐷
dengan
z = jumlah lilitan drum
42
MF Hanafi / Mechonversio, Vol. 2, No.2, Desember 2019, 39-48
i = perbandingan sistem puli, dengan kapasitas kurang
dari
sama dengan 25 ton = 2
D= diameter drum 23d = 23 . 15mm = 345 mm
d = diameter tali = 15 mm
H = tinggi pengangkatan = 10 m
Maka
10 𝑚 .2
z=
+2
3,14 . 0,345 𝑚
20
z=
+2
1,08
z = 18,5 + 2
z = 20,5
Kekuatan drum
Tegangan tekan yang terjadi pada drum sebesar
𝜎 𝑐𝑜𝑚𝑝 =
𝑆
ὠ .𝑠
Dengan
σ comp = Tegangan tekan yang terjadi dalm kg/cm2
S = gaya tarik yang terjadi akibat beban = 1323 kg
s = kisar = 1,7 cm
ὠ = tebal drum 1,69 cm
Maka
𝑆
𝜎 𝑐𝑜𝑚𝑝 =
ὠ .𝑠
1323 𝑘𝑔
𝜎 𝑐𝑜𝑚𝑝 =
1,69 𝑐𝑚 .1,7 𝑐𝑚
1323 𝑘𝑔
𝜎 𝑐𝑜𝑚𝑝 =
2,87 𝑐𝑚2
𝜎 𝑐𝑜𝑚𝑝 = 460,97 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
Dipilih jumlah lilitan yang menggulung pada drum = 21
lilitan.
Panjang drum menggunakan alur standart
ℓ=z.s
dengan
ℓ = panjang
s = kisar
5. Perancangan Motor Hoist Pengangkat
Untuk mekanisme pengangkatan tenaga yang
digunakan untuk penggerak adalah motor listrik 3
phasa. Besarnya daya yang dibutuhkan oleh
elektromotor dapat dihitung dengan rumus :
𝑄 .𝑣
𝑁=
75𝜂
Dengan
N = daya statik motor (Hp)
Q = Kapasitas beban = 5030 kg
V = Kecepatan angkat = 7 m/menit
η = efisiensi transmisi = 0,90
Maka daya statik motor
𝑄 .𝑣
𝑁=
75𝜂
5032 𝑘𝑔 . 7 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑁=
75 . 0,90
35224 𝑘𝑔 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑁=
67,5
35210 𝑘𝑔 𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑁=
67,5 .60
35224 𝑘𝑔 𝑚
𝑁=
4050𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑁 = 8,69 𝑘𝑔𝑚/detik
𝑁 = 8,69 𝐻𝑝
Tabel 2 Harga Alur Drum ( dalam mm )
diketahui pada tabel 2.10 menggunakan alur stamdar
untuk alur standart diperoleh harga s1= 17, c1 = 5
maka
ℓ = z . s1
ℓ = 45 . 17 mm
=762 mm
=76,5 cm
Berdasarkan perhitungan rumus di atas, maka
diperoleh N = 8,69 Hp. Dengan melihat data pada katalog
motor diambil nilai terdekat maka dipilih 10 Hp,
diperoleh data sebagai berikut. (Tabel 2.12)
Nrated = 10 Hp
Putaran motor n = 1440 rpm
Efisiensi motor η = 0,87
Voltage = 380 Volt / 3 phae
Tebal drum
𝜔 = 0,02 𝐷 + (0,6 sampai dengan 1,0 cm)
𝜔 = 0,02 . 345 𝑚𝑚 + 10𝑚𝑚
𝜔 = 6,9 𝑚𝑚 + 10 𝑚𝑚
𝜔 = 16,9 𝑚𝑚
Frekwensi = 50 Hz
43
MF Hanafi / Mechonversio, Vol. 2, No.2, Desember 2019, 39-48
a.. Receiver
Receiver merupakan radio penerima yang
berfungsi untuk menerima informasi data yang
selanjutnya diproses melalui relay-relay dan diteruskan
ke panel kontrol untuk menjalankan hoist crane.
6. Pengaman Beban dan pemilihan material
Diketahui daya statik pada motor penggerak
(hoist) yang digunakan untuk pengangkatan N = 8,69 Hp,
n = 1440 rpm. Pada katalog listrik. Tabel 2.13 dipilih nilai
terdekat P = 10 Hp
Dengan
Daya P = 10 Hp
1 Hp = 746 Watt
P = 10. 746 Watt = 7460 Watt
Tegangan V = 380 volt
Cos q = 0,8
Maka arus listrik nominal dihitung
menggunakan rumus
𝑃
𝐼=
𝑉. 𝑐𝑜𝑠𝑞. √3
7460 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐼=
380 𝑣. 0,8. √3
7460 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐼=
380 𝑣. 0,8. 1,73
7460 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐼=
516,8 𝑣
𝑤𝑎𝑡𝑡
𝐼 = 14,3
𝑣
𝐼 = 14, 3 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 (𝐴)
b. Transmitter
Transmiter merupakan komponen yang
digunakan untuk mengirim sinyal informasi data yaitu
berupa tombol atas bawah, samping, dan maju mundur.
Berdasarkan rumus diatas diketahui arus
nominal = 14,3 A. Pada tabel dipilih 15,5 A. Dalam
pemilihan pengaman beban I yang dipakai 2 kali I
nominal.
Pengaman yang dipakai menggunakan MCB 32 A
Pengendali untuk daya yang dipakai Kontaktor 32 A
Luas penampang kabel yang dipakai = 3 x 10 mm2 tipe
jenis kabel (NYY).
Material tambahan lain, Trafo, Three phasa relay,
limit switch, lampu indikator (flickers).
Gambar 6 Wiring transmiter dan receiver
7. Perancangan Gambar Wiring Diagaram
Cupid Radio Remote Kontrol
Merupakan
suatu
pengendali
untuk
mengoperasikan mesin menggunakan sistem remote
kontrol. Disini penulis akan menjelaskan sistem kerjanya
dan cara menginstalnya.
1. Receifer
2. Transmitter
Gambar 5 Set Cupid radio remote control
Gambar 7 Wiring panel cupid radio remote kontrol
44
MF Hanafi / Mechonversio, Vol. 2, No.2, Desember 2019, 39-48
K 1 main kontaktor
K2 Kontaktor pengendali motor berputar ke kiri
(angkat)
K3 Kontaktor motor berputar ke kanan (turun)
NO Normaly Open
NC Normaly Close
Metode penginstalan
Adapun langkah-langkah proses perancangan
1. Melihat dan memahami gambar wiring diagram.
2. meletakkan masing – masing komponen pada sebuah
papan panel atau meja.
3. Merangkai dan menyambung terminal – terminal
input dan output dari komponen tersebut dihubungkan
dengan terminal hubung sesuai gambar wiring.
4. Pastikan dalam mengoneksi kabel sambungan rapat,
agar tidak mudah ngefong.
5. Periksa kembali komponen, koneksi kabel,
kekencangan baut terminal
Power light
Operation Light
Data Light
Frequency
Light
Cahaya hijau saat dinyalakan
Cahaya hijau saat dihidupkan
Mati ketika emergency ditekan
Cahaya mati ketika beroperasi,
Cahaya merah ketika di lepas
Cahaya merah berkedip cepat
ketika kode id salah
Cahaya merah saat tramsmitter
di tekan (sedang beroperasi)
Cahaya berkedip sedikit ketika
tombol
dilepaskan
(tidak
beroperasi)
Tabel 4.10 Pengujian Transmitter Dan Receiver
Tomb Transm Receiver indikato hasil
ol
itter
indikator r sinyal
indikato data
r
Up
hijau
mati
merah
Sistem
bekerja
Down hijau
mati
merah
Sistem
bekerja
Up/d merah
Kedip
Kedip
Sistem
own
kedip
kedip
error
merah
merah
redup
Tabel 4.11 Melakukan pengujian koil kontaktor
Tombol Trans Recei Konaktor
mitter ver
K
N
indika indika
Koil NO
NO
tor
tor
data
Up
hijau
mati
B
T
P
Gambar 8 Pengujian
Down
hijau
mati
Up/do
wn
hijau
Kedip
kedip
mera
h
mati
HASIL DAN PPEMBAHASAN
Pengujian
B
T
P
TB
Emerge mati
T
P
ncy
TB
P
T
open
Emerge Hijau mati
B
T
ncy
seben
B
T
P
open
tar
Keterangan
B (Bekerja), TB (Tidak bekerja), T (Tersambung), P
(Putus)
Tabel 4. 8 Indikator Transmitter
Desktripsi
Power
Keterangan
Indikator
Power on
Lampu
Bekerja normal,
indikator
mengirim sinyal
hijau
Lampu
trobel/error
indikator
Batrai low, tidak
merah
mengirim sinyal
Pengoperasian Lampu
Mengirim sinyal
indikator
hijau
Lampu
Tidak mengirim
indikator
sinyal
merah
Tabel 4.12 Pengujian motor
Transmit
ter
Tombol
up
Tabel 4.9 Indikator Receiver
Indikator panel
Deskripsi
45
Kontaktor
N
K2
K3
Arah
putar
motor
Bekerja
Off
Kiri
Status
Ok
T
P
MF Hanafi / Mechonversio, Vol. 2, No.2, Desember 2019, 39-48
Tombol
up
Tombol
down
Tombol
down
Tombol
up/down
Bekerja
Off
kanan
Not ok
Off
Beker
ja
Beker
ja
Off
kiri
Not ok
kanan
Ok
Tidak
berputa
r
Not ok
Off
Off
Pengujian Kontakor
a. Pada transmitter ketika ditombol up indikator
data receifer mati, coil kontaktor bekerja, kontak
pengunci NO tersambung, NC putus. NO dan NC kerjanya
berlawanan.
b. Pada transmitter ketika ditombol down
indikator data receifer mati, coil kontaktor bekerja,
kontak pengunci NO tersambung, NC putus. NO dan NC
kerjanya berlawanan.
c. Pada transmitter ketika ditombol up down
bersama indikator data receifer kedip kedip merah, coil
kontaktor tidak bekerja, kontak pengunci NO terputus,
NC tersambung.
Pengujian menggunakan motor 3 phasa
a. Pada transmitter ketika ditombol up kontaktor
K2 bekerja motor berputar ke kiri sesuai persyaratan
untuk hoist mengangkat. Apabila kontaktor K2 bekerja
motor berputar ke kanan berarti salah mekanismnya.
Untuk mengubahnya cukup dengan membalik salah satu
kabel phasa tegangannya.
b. Pada transmitter ketika ditombol down
kontaktor K3 bekerja motor berputar ke kanan sesuai
persyaratan untuk mekanisme hoist turun. Apabila
kontaktor K3 bekerja motor berputar ke kiri berarti
salah mekanismnya. Untuk mengubahnya cukup dengan
membalik salah satu kabel phasa tegangannya.
c. Pada transmitter ketika ditombol up down
bersama - sama kedua kontaktor tidak bekerja, motor
tidak berputar, karena ada pengaman kontak pengunci
NC yang bersilangan, pada kondisi sperti ini dinyatakan
aman. Ketika ditombol Up down ditekan bersama
kontaktor bekerja maka akan terjadi troble shooting arus
singkat yang menyebabkan konsleting listrik dan
merusak komponen.
Pengujian Kekuatan sinyal
B kondisi bekerja normal
TS bekerja tersendat – sendat
TB tidak bekerja
Tabel 4.13 Pengujian kekuatan sinyal
Tombol Jarak dalam meter (m)
6
12
24
36
48
60
72
up
B
B
B
B
B
B
B
down
B
B
B
B
B
B
B
Tombol
Jarak dalam meter (m)
84
96
118
130
142
154
166
up
B
B
B
TS
TS
TS
TB
down
B
B
B
B
TS
TS
TB
Pengujian kekuatan sinyal
Cara menguji kekuatan sinyal dengan menekan
tombol up/down dari jarak tertentu berdasarkan hasil
pengujian pada tabe 4.12l. Pada tabel diketahui pada
jarak 118 m pengopersian crane dengan remote masih
beropersi dengan normal. Kondisi sinyal masih kuat.
Pada jarak antara 130 sampai 15 m
pengoperasian mulai terdsendat – sendat, sinyal mulai
melemah.
Pada jarak lebih dari 164 Ohc tidak beroperasi
sinyal tidak menjangkau.
Dalam menentukan keamanan pengopersian
menggunakan remote juga diperhatikan jarak normal
pandangan mata. Berdasarkan praktinya penulis
menentukan keamanan pengoperasian maksimal pada
jarak 40 m.
Disini penulis menggunakan lampu felik sbg
indikator, pada umumnya Ohc yang digunakan tidak
memakai, hanya dipakai di mesin – mesin produksi.
Indikator lampu fellik dalam pengujian disini sebagai
tanda untuk lampu merah sistem belum beroprasi,
lampu kuning sistem bersiap untuk oerasi, lampu hijau
sstem yang dioperasikan bekerja
Pada penujian cupid radio remote kontrol
a. Pada transmitter ketika ditekan tombol up
indikator nyala hijau, indikator data transmitter mati,
indikator sinyal menyala merah terang. Selanjutnya
dicek dengan AVO meter yang disetting pada ohm meter
layar AVO menunjukkan nilai resistansi, dengan disertai
bunyi indikator dalam arti tersambung sehingga sistem
komponen bekerja.
b. Pada transmitter ketika ditekan tombol down
indikator nyala hijau, indikator data transmitter mati,
indikator sinyal menyala merah terang. Selanjutnya
dicek dengan AVO meter yang disetting pada ohm meter
layar AVO menunjukkan nilai resistansi, dengan disertai
bunyi indikator dalam arti tersambung sehingga sistem
komponen bekerja.
c. Pada transmitter ketika ditombol up/down
secara bersama indikator transmitter menyala hijau,
indikator data receiver kedip – kedip, indikator sinyal
kedip – kedip merah redup. Ketika dicek dengan AVO
meter yang disetting pada ohm meter nilai resistansinya
naik turun tidak stabil, indikator tidak berbunyi sehingga
sistem komponen tidak berbunyi.
46
MF Hanafi / Mechonversio, Vol. 2, No.2, Desember 2019, 39-48
Muhammad Anhar Pulungan. (2009). Perancangan
Mekanisme Spreader Gantry Crane
Dengan Kapasitas 40 Ton Dengan
Tingkat Angkat Maksimum 41 Meter
Yang Dipakai Di Pelabuhan Laut. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Dari hasil perhitungan dan perancangan
mekanisme pengangkatan yang meliputi komponen –
komponen utama, tali baja, puli, drum penggulung, motor
hoist, pengaman beban, sudah sesuai dengan kapasitas
kemampuan beban yang digunakan.
2. Dengan mengetahui ampere motor, gambar
wiring diagram, material yang dipilih untuk sistem
instalasi Ohc menggunakan Cupid Radio Remote Control
sudah sesuai dengan kapasitas kemampuan beban yang
digunakan.
3. Pada uji coba kekuatan sinyal menggunakan
cupid radio remote control diketahui jarak aman untuk
pengoperasian Ohc maksimal 40 meter.
Prasetyo, H. (2016). Trainer Pengendali Motor
Listrik Ac 3 Fasa.
R, P. S. (2010). Perancangan Overhead Crane Type
EKWE 5 Ton x 40 Meter Span. Surabaya:
ITS.
Rudenko. (1996). Mesin Pengangkat (N. Weinstein,
Ed.). Jakarta: Erlangga.
SARAN
Dari hasil perancangan ohc di atas diharap bagi
mahasiswa yang akan menulis tugas akhir selanjutnya
hendaknya melakukan pengamatan lapangan langsung
dan penelitian guna memperoleh data yang lengkap
sehingga bisa mengaplikasikan teori dan praktek di
lapangan.
Septianto, F., Widodo, A., Jurusan, M., Mesin, T.,
Teknik, F., Diponegoro, U., … Diponegoro,
U. (2015). Online : http://ejournal
Siregar, F. W., Lubis, H., & Usman, R. (2018).
Rancang Bangun Crane Dengan Kapasitas
Angkat. 2(1)
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan baik berupa moril maupun materiil dan
motifasi, semangat sehingga penulisan jurnal ini selesai
tepat waktu. Penulis menyadari jurnal ini masih banyak
kekurangan, mohon kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan jurnal ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ach.Muhib zainuri, S. M. (2010). Mesin Pemindah
Bahan - Material Handling Equipmen (F. S.
Suyantoro, Ed.). Yogyakarta: Andi Ofset.
Aswardi, B. I. (2016). Sistem Overhead Kren dengan
Menggunakan kontrol tanpa wayar
android berdasarkan arduino.
Djokosetyardjo, I. M. J. (1993). Mesin Pengangkat
1.Jakarta: Pradnya Paramita
Drs.Daryanto. (1992). Alat Pesawat Angkat. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Guna, D., & Persyaratan, M. (2005). Perancangan
Overhead Crane Kapasitas
10 Ton
Dengan Metode Vdi 2221. 1.
47
MF Hanafi / Mechonversio, Vol. 2, No.2, Desember 2019, 39-48
Halaman ini sengaja dikosongkan
48